Mengenal Running Goals Kamu
Author
Yanuar Dwie
Date Published

Foto dari Jihaz (@pluieenjanvier)
Goals atau tujuan adalah bagian penting dalam perencanaan. Dalam olahraga lari, terutama saat menyusun training plan, memiliki tujuan akan membantumu berkembang sebagai pelari. Tanpa tujuan, motivasimu dalam menjalani program latihan bisa berkurang. Atau, meskipun tetap termotivasi, latihan yang kamu lakukan mungkin kurang terstruktur atau tidak spesifik karena tidak berorientasi pada tujuan.
Di artikel, kami ini akan membahas mengenai beberapa jenis goals yang dapat diaplikasikan untuk seorang pelari.
Jenis Goals: Process, Performance, Outcome
Dalam merancang dan menjalani program latihan, goals dapat dibagi menjadi tiga jenis: Outcome, Performance, dan Process Goals.
1. Outcome Goals
Outcome goals berfokus pada hasil akhir yang ingin dicapai, seperti memenangkan lomba, meraih podium, atau mencetak personal best pada jarak tertentu.
Namun, outcome goals adalah jenis goal yang seringkali dipengaruhi faktor eksternal, contoh faktor eksternal adalah seperti cuaca, cedera saat lomba, perubahan race course, dan hal lain yang bisa menghalangi pelari untuk mencapai personal best.
Bagi beberapa pelari ketika mereka gagal mencapai outcome goals, mereka menjadi frustrasi dan menjadi stress. Hal ini bisa menjadi tidak baik karena bisa mengakibatkan pelari tersebut kehilangan motivasi untuk menjalani program latihan berikutnya.
2. Performance Goals
Performance goals lebih berorientasi pada usaha yang bisa dikendalikan oleh pelari. Meski tetap memiliki target spesifik, goals ini lebih fleksibel dibanding outcome goals.

Jika outcome goals dapat berupa hal seperti ‘Memenangkan race 5 km’, performance goals bisa jadi seperti berikut ‘Race 5 km dengan average pace 4:00 min/km dan tetap mencoba untuk melakukan push jika di bagian akhir race terasa berat’.
3. Process Goals
Process goals adalah jenis goal yang paling dapat dikontrol karena berfokus pada kebiasaan dan latihan harian/mingguan. Memenuhi process goals memberi peluang terbaik untuk mencapai outcome goals.
Contoh dari process goals seperti jumlah hari latihan dalam satu minggu, durasi atau volume latihan, atau program latihan intensitas apa saja yang diintegrasikan dalam siklus latihan.
Kesimpulan
Dengan beberapa penjelasan di atas, berikut adalah contoh bagaimana 3 jenis goals di atas bekerja bersama:
Outcome goals: Podium untuk race lokal dengan jarak half marathon.
Performance goals: Eksekusi strategi race mulai dari pacing hingga fueling. Fokus untuk terus berada pada posisi grup yang berpotensi untuk mendapatkan posisi 1 s/d 3 selama race.
Process goals: weekly mileage, program speed session, long run, strength training, hingga nutrisi selama 16 minggu training plan.
Menetapkan goals penting agar program latihan lebih terarah. Tanpa goals, latihan bisa menjadi tidak spesifik dan hasilnya pun tidak konsisten.